Selasa, 24 Agustus 2010

Sahabat Sejati

Kategory : Kata Hati
KISAH nyata ini terjadi di tahun 2005. Meidi dan Ina adalah sahabat kental. Mereka berdua dibesarkan di sebuah desa di Jawa Tengah. Ketika memasuki jenjang perguruan tinggi selepas SMA, mereka memilih untuk melanjutkan kuliahnya di Jakarta. Meidi dan Ina, seperti perangko dalam amplop. Mereka ada di hampir saat yang bersamaan Sesekali mereka bertengkar, tapi lebih sering mereka bersatu, menggalang persahabatan di kala sedih dan suka.
Persahabatan mereka pun kemudian teruji. Saat menjelang ujian akhir di kampus, untuk sebuah mata kuliah, Ina dihadapkan sebuah pilihan sulit. Orang tuanya, yang petani mengalami gagal panen karena bencana banjir. Pun demikian dengan Meidi sebenarnya, yang orangtuanya hanyalah pengusaha kelas menengah industri kerajinan tangan di desa di Jawa Tengah. Industri kerajinan terkena imbasnya pula ketika harga BBM merangkak naik.
Nah, Ina kehabisan uang. Sedangkan untuk mengikuti ujian, dia membutuhkan uang untuk melunasi cicilan uang semester yang tertunda. Lirik sana, lirik sini, tak ada yang dapat membantu. Meidi agak sedikit tenang. Walau kiriman dari orang tuanya juga tak kunjung tiba, namun dia memiliki sedikit tabungan. Hingga suatu ketika, Ina benar-benar kelimpungan, batas waktu pembayaran uang kuliah sudah mepet, dia belum juga mendapatkan kiriman dari orang tuanya. Pinjaman dari teman, tak juga bisa diharapkan. Alhasil? Dia hanya termangu di depan jendela kosnya.
Tanpa diketahuinya, Meidi melengos pergi. Empat jam berlalu, dia pulang dengan membawa segumpal harapan buat Ina. “Kayaknya kekuranganmu bisa terpenuhi. Kamu bisa ikut ujian sama-sama.” katanya. Eh, dari mana Meidi bisa mendapatkan uang itu? Tak ada jawaban yang pasti. Kecuali Ina tak melihat laptop milik Meidi yang biasa teronggok di sudut kamar kosnya.
“Sudahlah, pakai dulu uang itu,” ujar Meidi. Ina hampir saja menitikkan air matanya. Tanpa perlu ada penjelasan lagi, dan ia tahu persis Meidi telah menggadaikan laptopnya. Singkat cerita, Ina dan Meidi lulus dari perguruan tinggi itu. Kini mereka pun tetap
bersahabat. Hubungan Ina dan Meidi, meski dibatasi hirarki pekerjaan, mereka tetap merupakan sahabat yang kental.
Sebuah cerita persahabatan yang manis tentu saja. Cerita itu sering terjadi tanpa kita sadari. Seorang teman, dengan sifat pengasih yang luar biasa, merelakan sesuatu yang berharga untuk menolong kawannya, tanpa sedikit pamrih apa pun, kecuali untuk menolong sahabatnya lepas dari kesulitan. Persahabatan itu ternyata di luar segalanya.
Teman memang bisa berarti lebih dari segalanya. Tanpa terucap, kita paham, itulah artinya seorang teman.

Ini contoh yang lebih dramatis. Artis Roy Harold Scherer, Jr atau lebih dikenal sebagai Rock Hudson diketahui mengidap penyakit AIDS. Oktober 1985, Hudson menghembuskan nafas terakhirnya.. Kawan dekat Hudson, Elizabeth Taylor bersama aktor dan artis lainnya, antara lain Stevie Wonder, Elton John, Dionne Warwick dan lainnya mempelopori gerakan penggalangan dana untuk penelitian terhadap penyakit tersebut. Para penyanyi ini kemudian mempopulerkan lagu lama yang juga pernah dinyanyikan Rod Stewart, yang dikemas secara baru. Lagu itu sangat sederhana, tetapi maknanya sangat dalam, “that’s what friends are for”. Itulah gunanya sahabat.
Nah, dalam pergaulan sehari-hari, Anda tentu mempunyai banyak sahabat atau teman. Rasanya Anda bisa lebih sering bergaul dengan mereka ketimbang dengan saudara atau bahkan ayah dan ibu. Alhasil, ketika suatu saat Anda pindah rumah, rasa kehilangan begitu membekas. Ingat film Petualangan Sherina ketika dia harus berpisah dengan teman-temannya karena sang ayah pindah kerja ke daerah Pangalengan, Jawa Barat? Sebuah keniscayaan, pada suatu masa Anda pasti mengalami hal yang sama.
Hal yang sama pun terjadi ketika Anda memulai karir baru, masuk sekolah atau kuliah baru, Anda tentu akan mendapatkan teman baru. Anda tentu saja dengan berat hati meninggalkan teman-teman lama Anda yang sudah Anda kenal, bahkan bertahun-tahun lamanya. Teman adalah segalanya.
Namun, dengan makin bertambahnya usia Anda, urusan pun makin bertumpuk. Masalah keluarga, masalah pribadi, dan masalah lainnya kerap kali menjauhkan Anda dengan teman-teman yang dulu begitu rekat. Anda pun seolah lupa dengan semua persahabatan yang manis.
Bagaimanakah hal itu bisa dihindari? Tentu saja, hal pertama yang harus dilakukan adalah berusahalah untuk tetap menjaga komunikasi dan bertemulah secara rutin. Bisa sekali dalam seminggu. Sekali dalam sebulan, dua bulan, atau bahkan setahun. Dengan demikian, hubungan yang Anda bina akan terus berkembang dan memperkaya hidup Anda.
Dengan komunikasi yang dilakukan secara berkala, persahabatan akan terus terpupuk. Arti persahabatan ditunjukkan manakala kita berada dalam keadaan sulit. Seorang yang akan datang kepada Anda, dikala Anda mendapat kesulitan. Sebuah kutipan yang diyakini kebenarannya, A friend is one who walks in when others walk out. Seorang sahabat adalah seseorang yang mendekat ketika kawan lain menjauh.
Nah, sudahkah Anda menghubungi kembali teman-teman lama Anda? Bila belum, mulailah segera untuk merekatkan kembali tali silaturahmi. Siapa tahu, saat ini, dia, teman Anda yang begitu akrab di masa lalu, tengah membutuhkan kehadiran dan bantuan Anda. Sedikit kata sapa, menjadi pengobat rindu. Dan, ah, siapa tahu, membesarkan hatinya yang tengah berduka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar