Rabu, 18 Agustus 2010

Mengikat Tali persahabatan Agar Sampai ke Tujuan

Subdep Dakwah
Seberapa sulit mencari sahabat sejati, sesulit itupula memeliharanya.Karena tidak sedikit ikatan persahabatan itu hanya dilandasi dengan ikatan kepentingan sepihak. Maka tak heran kalau saja umurnya hanya seumur jagung.
Berikut adalah beberapa langkah yang semoga bisa membantu kita untuk merintis ikatan persahabatan yang baik:
Pertama, Sadari kemuliaan dan keutamaan memiliki seorang sahabat yang baikPersahabatan bukan hanya kebutuhan yang memenuhi sisi kemanusiaan kita sebagai makhluk sosial, tapi juga punya kedudukan mulia dalam islam.
Sabda Rasul: "Barangsiapa yang dikehendaki ALlah SWT kebaikan, maka Allah akan rizkikan kepadanya seorang sahabat yang shalih, bila ia lupa akan diingatkannya dan bila ia ingat akan dibantunya".
Bilal bin Sa'd al-Asyari mengatakan: "Saudaramu, yang jika menemuimu kemudian mengingatkanmu tentang sikapmu kepada ALlah, itu lebih baik daripada saudaramu yang jika bertemu denganmu lalu ia memberimu uang di telapak tanganmu".
Karena itu, orang-orang shalih memang mencari dan memperbanyak sahabat yang baik. "Perbanyaklah saudara, karena setiap mukmin itu mempunyai syafaat,semoga engkau termasuk dalam syafaat saudaramu".
QS Anisaa 173: "Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain dari pada Allah ".
Kedua, Letakkan kesepakatan persaudaraan ini harus berada di jalan Allah
Faktor yang mendorong kita bergaul adalah semata karena mengharap ridho ALlah SWT.
Sebuah persaudaraan dan persahabatan ini harus juga dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berjalan dan berproses hingga membuahkan hasil yang diinginkan. Persaudaraan ini bukanlah hal yang sepele yang bisa begitu saja terjalin. Karena akan banyak kendala yang bisa merusaknya.
Tujuan persaudaraan itu ada yang sifatnya dunia atau agama. Semuanya bisa saja dilakukan selama masih berada di jalan Allah SWT. Nasehat menasehati yang terjadi didalamnya akan dijalani dengan saling lapang dada. Kekeliruan yang mungkin terjadi tidak melukai satu sama lain dan bisa diselesaikan dengan baik.
Ketiga, Letakkan dominasi kebaikan seorang sahabat di depan mata kita.Hindari kekurangan-kekurangannya yang bisa mengacaukan suasana persahabatan.Saat ia mendapati kekeliruan yang dilakukan sahabatnya, itupun tidak ditanggapi dengan berlebihan sehingga harus menggugurkan hak-haknya selaku seorang manusia yang memiliki peluang untuk memperbaiki.
Sebagai contoh, dalam hadits riwayat Bukhari, ada seorang yang meminum khamar sedang dihukum di hadapan Rasul SAW. Salah seorang sahabat mengatakan:"Allah melaknatmu banyak sekali, karena kamu minum khamar". Tapi Rasulullah SAW mengatakan,"Jangan engkau menjadi penolong syetan kepada saudaramu". Ini artinya menurut Ghazali, sikap lemah lembut lebih utama dari kekerasan dan kekasaran. Di sisi lain, sikap Rasul itu juga menjadi bukti bahwa nilai kebaikan seseorang tetap ada dan diharapkan bagaimanapun kondisinya.
Keempat, mencoba lebih dahulu untuk berbuat baik kepada sahabat.
Sebuah kebaikan dalam persahabatan tidak muncul dengan hanya menunggu dan berharap agar dilakukan oleh pihak lain. Justru akan terwujud dengan sikap saling berupaya melakukan kebaikan itu. Inisiatif untuk memulai suatu kebaikan dalam persahabatan menjadi cara penting untuk diwujudkan.
Rasul SAW bersabda tentang perumpamaan dua orang sahabat seperti dua tangan yang satu sama lain saling menyucikan satu sama lain. Artinya, ada timbal balik dalam kesenangan dan kesulitan serta berbagai suasana. Timbal balik itu mengharuskan adanya inisiatif untuk memulai sesuatu yang baik sehingga semakin lama akan terwujud timbal balik itu. Rasul bersabda: "Saling memberi hadiahlah kalian, agar kalian saling mencintai". Saling memberi ini pasti didahului oleh niat dan keinginan lebih dahulu sehingga memancing sikap yang sama dari orang lain.
Kelima, sebutlah namanya dalam do'a saat kita sendiri
Imam Ghazali menyebutkan:"Do'a utuk saudara, sebagaimana engkau berdo'a untuk dirimu. Jangan bedakan antara do'a untuk dirinya dan do'a untuk dirimu. Ini merupakan rahasia penting dalam menjalin persahabatan juga indikator tulus tidaknya seseorang dalam menjalin persahabatan.
Abu Darda mencontohkan dalan taladan ketulusannya, "Sungguh aku mendo'akan 70 orang salam sujudku, dengan menyebut satu persatu nama-nama mereka". Seorang sahabat bukan saja hanya memberi materi saat kesulitan kawannya tapi juga memberi relung ruhaninya untuk mendoakan sahabatnya.
Muhammad bin Yusuf Al-Ashfahani mensifati seorang sahabat yang baik dalam ungkapannya:
"Dimanakah sosok saudara yang salih, tatkala engkau meninggal dan orang sibuk untuk membagi warisanmu dan menikmati peninggalanmu, sementara dia menyendiri dengan kesedihannya padamu, merasa peduli dengan kesedihannya padamu merasa peduli dengan apa yang engkau alami dan berdoa untukmu di kegelapan malam sedangkan engkau berada di bawah tumpukan tanah."
Maka tak heran Umar Al Faruq mengatakan, "Tidaklah seorang hamba diberikan karunia yang paling baik setelah keislaman, melebihi saudara yang shalih. Bila ia lupa diingatkannya. Bila kondisi sadar dengan ketaatan, ia akan membantunya. Bila salah seorang kalian merasakan kasih sayang dari saudaranya, maka peganglah ia."
Wallahua'lam bish-showab....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar